Bukittinggi merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat. Destinasi wisata utama di kota ini adalah Ngarai Sianok. Selain itu, Bukittinggi juga terkenal dengan Jam Gadang, menara setinggi 27 meter yang menjadi ikon kota ini.
Bukittinggi cocok bagi kamu yang menyukai keindahan alam, kekayaan budaya dan tradisi, serta bangunan bersejarah yang menarik. Kota ini menawarkan pengalaman liburan yang unik dan berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia karena suasananya.
Suhu udara di Bukittinggi bervariasi antara 17°C hingga 26°C sepanjang tahun. Karena rata-rata suhunya sejuk, kamu perlu memilih cuaca yang lebih hangat untuk berkunjung ke Bukittinggi.
Musim panas yang lebih hangat biasanya berlangsung antara pertengahan Mei hingga pertengahan Agustus. Pada saat itu, curah hujan lebih sedikit dan suhu udara lebih menyenangkan untuk traveling.
Saat datang ke Bukittinggi, salah satu hal yang wajib kamu lakukan adalah menikmati pemandangan Ngarai Sianok. Sebenarnya Ngarai Sianok adalah lembah curam yang terlihat memanjang dan berkelok dengan kedalaman sekitar 100 meter.
Ngarai Sianok membentang sekitar 15 Km dan memiliki lebar rata-rata 200 meter. Di dasar ngarai ini, ada sebuah sungai dengan air yang mengalir jernih bernama Batang Sianok. Serunya, Batang Sianok dapat diarungi dengan kano dan memakan waktu hingga 3,5 jam.
Ngarai Sianok kerap disebut Lembah Pendiam. Hal itu karena suasana di Ngarai Sianok memang tenang dan damai. Udaranya segar dan sejuk. Suara air yang mengalir dan kicauan burung menjadi musik alami yang membuat liburan ke Ngarai Sianok terasa menyenangkan.
Aktivitas yang biasa dilakukan warga setempat di Ngarai Sianok adalah trekking, bersepeda gunung, maupun sekadar berjalan-jalan di sekitarnya. Namun, untuk menikmati keindahan Ngarai Sianok sepenuhnya, kamu bisa datang ke suatu tempat bernama Taman Panorama. Lokasinya di ketinggian sehingga kamu bisa menyaksikan pemandangan indah dengan leluasa.
Jam Gadang di Bukittinggi bisa dibilang sebagai landmark utama yang menandai kota ini. Jam Gadang adalah menara jam dengan tinggi 27 meter. Di setiap sisi menara ini ada jam dengan diameter 80 cm.
Peresmian Jam Gadang dilakukan pada 25 Juli 1927. Saat ini, bukan hanya bisa melihat Jam Gadang, para wisatawan juga bisa bersantai di taman yang ada di sekitarnya. Taman ini juga sering menjadi tempat untuk mengadakan acara-acara di Bukittinggi.
Objek wisata selanjutnya yang wajib kamu kunjungi saat berlibur ke Bukittinggi adalah Fort de Kock atau Benteng de Kock. Fort de Kock adalah situs peninggalan Belanda yang dibangun pada 1825.
Pada zaman dahulu, Fort de Kock dipergunakan oleh Belanda untuk mempertahankan diri dari serangan rakyat Minangkabau. Karena itu, saat berkunjung ke Fort de Kock, kamu bisa melihat ada meriam-meriam kuno yang merupakan peninggalan dari abad ke-19.
Saat ini, Fort de Kock menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat, bukan hanya warga lokal tapi juga dari luar daerah. Sebenarnya wujud benteng asli sudah tidak ada, hanya tersisa parit yang pernah ada. Namun, ada bangunan bercat hijau yang sering digunakan pengunjung sebagai tempat berfoto saat datang ke tempat ini.
Objek wisata selanjutnya yang bisa kamu kunjungi saat berlibur ke Bukittinggi adalah Istana Pagaruyung. Meskipun bangunan ini merupakan replika dari bangunan asli, kemegahan arsitekturnya terlihat dari detail yang masih sama.
Istana Pagaruyung berada di Pagaruyung, Kecamatan Tanah Tanjung Emas, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Bangunan aslinya berada di Bukit Batu Patah, tetapi dibakar sampai habis oleh Belanda pada 1804. Setelah didirikan lagi, bangunan ini terbakar lagi pada 1966 dan 2007.
Pembangunan Istana Pagaruyung dilakukan kembali selama 4 tahun hingga 2012. Saat ini, koleksi yang tersimpan di dalamnya hanya sekitar 15 persen dari peninggalan yang telah musnah dimakan api. Wisatawan bisa mengakses langsung bangunan dua lantai ini dan menyaksikan sisa-sisa kemegahan dari masa lampau.
Untuk menyaksikan keindahan Ngarai Sianok, kamu bisa berkunjung ke Taman Panorama. Ini adalah salah satu spot instagramable yang berada di ketinggian dan sering dikunjungi oleh wisatawan.
Bukan hanya melihat pemandangan yang indah di kejauhan, saat berkunjung ke Taman Panorama, kamu juga akan merasakan kesejukan alam. Pepohonan di sekitarnya akan melindungi kamu dari cahaya matahari yang menyengat. Bahkan kamu masih bisa melihat monyet-monyet bergelantungan di pepohonan.
Di area Taman Panorama ini, ada sebuah tempat menarik yaitu Lobang Jepang. Saat baru ditemukan pintu lobang ini hanya 20 cm dan kedalaman 64 meter. Saat ini pintu lobang telah disesuaikan sehingga lebih mudah dilalui. Pengunjung bisa masuk ke dalamnya dan melihat sekitar 21 lorong kecil.
Pada zaman dulu, lorong-lorong ini digunakan untuk menyimpan amunisi oleh tentara Jepang. Selain itu, ada juga yang dimanfaatkan sebagai ruang pertemuan. Bagi kamu yang ingin berkunjung ke sini, jangan khawatir karena ada guide yang akan memandu perjalanan sekaligus menceritakan sejarah yang kelam pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia.
Bung Hatta adalah salah satu Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Tokoh yang bernama Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta ini adalah keturunan Minangkabau dan lahir di Bukittinggi. Sebagai upaya untuk mengenang tokoh yang berjasa bagi Indonesia, dibangun sebuah museum yang disebut Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta.
Rumah ini merupakan gambaran tempat kelahiran Bung Hatta hingga ia berusia 11 tahun. Lokasinya di Jl. Soekarno-Hatta No.37, Bukittinggi. Rumah ini didirikan pada 1860-an. Rumah aslinya sebenarnya sudah runtuh, tetapi kembali dibangun dan diresmikan pada 12 Agustus 1995.
Bangunan baru ini disesuaikan dengan bentuk bangunan aslinya. Semua furnitur dan barang-barang yang ada di rumah itu juga merupakan replika yang dibuat dengan meniru barang-barang di foto jadul. Namun, ada beberapa yang asli seperti sepeda ontel tua dan dokar tua.
Museum Bung Hatta bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 15 menit dari Jam Gadang. Museum ini buka mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Tidak ada tiket masuk untuk mengakses museum. Namun, di sini kamu bisa belajar dari sejarah, khususnya kisah hidup tokoh penting di Indonesia.
Tempat wisata ini juga dikenal sebagai Kebun Binatang Bukittinggi. Awalnya tempat ini hanya berupa taman bunga, tetapi dikembangkan menjadi tempat wisata pada 1929. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan adalah salah satu kebun binatang tertua di Indonesia.
Di tempat ini, kamu bisa menyaksikan bangunan rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Adat Baanjuang. Rumah adat yang berfungsi sebagai museum ini didirikan pada 1935. Di bagian dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah dan budaya khas Minangkabau.
Kamu juga bisa melihat koleksi satwa mulai dari burung, reptil, dan binatang lain seperti singa dan gajah. Untuk masuk, pengunjung hanya perlu membayar Rp20.000 hingga Rp25.000 per orang.
Jika kamu sedang mencari akomodasi di Bukittinggi, ada hotel murah yang termasuk dalam kategori chain hotel OYO yang bisa dipilih. Akomodasi ini cocok bagi kamu yang ingin singgah sejenak di Bukittinggi dan sekitarnya.
OYO 92571 Zulyan Homestay Syariah adalah hotel OYO yang berlokasi di Jl. Balai Balai, Pulai Anak Air, Kec. Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi. Jika dilihat dari fasadnya, akomodasi ini terlihat seperti rumah biasa. Begitu masuk, kamu akan mendapati kamar-kamar seperti penginapan pada umumnya.
Inilah ulasan mengenai penginapan berupa OYO Bukittinggi. Jika kamu sedang mencari akomodasi dengan kriteria serupa, jangan ragu buat memesan kamar sesuai kebutuhan. Yuk, manfaatkan aplikasi Traveloka untuk booking kamar yang kamu inginkan dengan mudah dan praktis.
Area Populer | Guguk Panjang, Mandiangin Koto Selayan |
Objek Wisata Populer | Jam Gadang, Ngarai Sianok |