Pasar tradisional Bali tak hanya menawarkan bahan pangan segar, tetapi juga menjadi surga bagi pencinta kuliner khas daerah. Di antara deretan kios, aroma kelapa panggang dan daun pisang berpadu dengan tampilan aneka kue tradisional berwarna-warni yang dikenal sebagai jaje. Jaje bukan sekadar camilan; kue-kue ini memiliki makna budaya dan spiritual yang dalam di kehidupan masyarakat Bali. Mulai dari jaje laklak yang lembut, jaje uli yang kenyal, hingga jaje klepon yang manis dan meletup di mulut, semuanya sering hadir dalam berbagai momen penting—seperti upacara adat, perayaan keluarga, hingga teman ngopi santai.
Dengan ragam bentuk, rasa, dan filosofi, jaje mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Pulau Dewata. Artikel ini akan mengulas jenis-jenis jaje yang populer, bahan dan cara pembuatannya, peran penting dalam adat istiadat, rekomendasi tempat membeli oleh-oleh, hingga tips menyajikannya sendiri di rumah.
Bali memiliki ragam jaje yang kaya, masing-masing dengan tekstur, rasa, dan makna budaya yang unik. Berikut delapan kue tradisional yang wajib kamu coba:
1. Jaje Laklak: Kue mungil mirip serabi, berdiameter 3–5 cm, dengan tekstur lembut dan sedikit renyah di pinggir. Biasanya berwarna putih atau hijau (dari daun suji), disajikan dengan siraman gula merah cair (kinca) dan taburan kelapa parut, memberikan rasa manis-gurih. Cocok untuk sarapan atau camilan.
2. Jaje Uli: Kue kenyal berbahan ketan, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna merah kecokelatan atau putih. Rasanya gurih dengan aroma kelapa, sering dipadukan dengan tape ketan untuk sensasi manis-asam. Jaje uli adalah pasangan setia jaje begina dalam upacara adat.
3. Jaje Cerorot: Kue basah berbentuk kerucut, dibungkus janur (daun kelapa muda), dengan rasa manis legit dari gula kelapa dan santan. Bentuknya yang unik seperti terompet membuatnya disukai anak-anak dan jadi hidangan wajib di pernikahan atau Nyepi.
4. Jaje Sumping: Kue kukus berbungkus daun pisang, berisi pisang, kelapa parut, atau labu. Teksturnya lembut, dengan rasa manis-gurih yang harum dari daun pisang. Sering disajikan di pesta atau upacara seperti potong gigi.
5. Jaje Bendu: Khas Jembrana, kue ini berbentuk lonjong, dibungkus daun pisang, dengan kulit tipis dari tepung ketan dan isian gula unti (kelapa parut dan gula merah). Rasanya gurih-legit, cocok untuk teman kopi.
6. Jaje Dadar: Lembaran tipis seperti crepe, berwarna hijau dari daun suji atau pandan, diisi kelapa parut dan gula merah, lalu digulung. Teksturnya lembut dengan rasa manis-gurih, sering jadi camilan pasar yang disukai semua umur.
7. Jaje Klepon: Bola-bola ketan kenyal berisi gula merah cair, ditaburi kelapa parut kering. Ketika digigit, gula merahnya “meletup” di mulut, memberikan sensasi manis yang khas. Warnanya hijau alami dari pandan atau suji.
8. Jaje Wajik: Kue ketan manis berbentuk belah ketupat, dibungkus kulit jagung atau daun pisang, dengan rasa legit dari gula merah. Teksturnya lengket dan padat, sering disajikan sebagai sesajen atau camilan di acara keluarga.
Setiap jaje mencerminkan kreativitas dan tradisi Bali, dari bentuk sederhana hingga makna mendalam dalam budaya setempat.
Jaje adalah elemen penting dalam upacara Hindu Bali (Panca Yadnya), digunakan sebagai sesajen untuk dewa, leluhur, atau roh, sekaligus simbol nilai spiritual:
Menurut lontar Tegesing Sarwa Banten, warna dan bentuk jaje membawa makna simbolis, seperti merah-putih untuk harmoni dan bulat untuk keutuhan, memperkaya sesajen dengan nilai spiritual.
Untuk membawa pulang kelezatan jaje Bali, berikut tempat terbaik untuk membeli:
1. Pasar Tradisional:
2. Toko Oleh-Oleh:
3. Warung dan Bakery:
Tips Memilih: Pilih jaje yang baru dibuat (perhatikan tekstur dan aroma), tanyakan tanggal pembuatan untuk kemasan vakum, dan simpan di tempat sejuk. Pasar tradisional ideal untuk harga murah dan pengalaman lokal, toko oleh-oleh cocok untuk kemasan praktis.
Untuk kamu yang ingin membawa buah tangan dari Bali, dapatkan voucher oleh-oleh khas Bali berikut di Traveloka!
Menyajikan jaje Bali di rumah bisa jadi pengalaman seru yang membawa nuansa Pulau Dewata. Berikut tipsnya:
Untuk membuat jaje di rumah, mulai dengan jaje laklak atau klepon karena bahannya sederhana. Gunakan teflon untuk laklak jika tak ada cetakan tanah liat, dan ikuti resep dari buku seperti “Jajanan Khas Pulau Dewata” oleh Ayu Rini
Jaje Bali adalah perpaduan sempurna antara rasa, tradisi, dan spiritualitas, membawa kehangatan Pulau Dewata dalam setiap gigitan. Dari jaje laklak yang manis-gurih, jaje klepon yang meletup, hingga jaje wajik yang legit, kue-kue ini menghidupkan cerita upacara adat, pasar pagi, dan kebersamaan masyarakat Bali. Baik kamu mencicipinya di Pasar Sukawati, membawanya dari Krisna Oleh-Oleh, atau menyajikannya di rumah dengan kinca dan daun pisang, jaje selalu menghadirkan pesona Bali. Jadi, jaje mana yang ingin kamu coba dulu?