Mengenal Black Box, Perangkat Krusial dalam Dunia Penerbangan

Travel Bestie
14 Feb 2025 - Waktu baca 6 menit

Dalam setiap insiden pesawat, ada satu benda yang selalu menjadi perhatian utama tim investigasi: black box. Meski ukurannya tidak besar, perannya sangat krusial dalam mengungkap penyebab insiden.

Black box menjadi saksi bisu yang menyimpan segala data penerbangan sebelum pesawat mengalami insiden. Namun, apakah kamu tahu bagaimana teknologi ini bekerja dan mengapa black box disebut demikian meskipun warnanya bukan hitam? Mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Black Box?

Black box adalah perangkat yang digunakan untuk merekam data penerbangan dan komunikasi di kokpit pesawat. Perangkat ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu Flight Data Recorder (FDR) yang mencatat data teknis penerbangan dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam percakapan pilot dan suara di kokpit.

Black box berfungsi sebagai alat investigasi utama dalam insiden pesawat. Dengan adanya perangkat ini, penyelidik dapat mengetahui berbagai aspek teknis dan komunikasi yang terjadi sebelum insiden. Selain itu, data dari black box juga digunakan untuk meningkatkan prosedur keselamatan penerbangan agar kejadian serupa tidak terulang.

Sejarah Black Box

Konsep black box pertama kali muncul pada tahun 1950-an, ketika insiden pesawat sering terjadi tanpa bukti konkret yang dapat menjelaskan penyebabnya. Saat itu, tidak ada teknologi yang bisa merekam kejadian di dalam pesawat, sehingga investigasi sering kali sulit dilakukan.

Ilmuwan asal Australia, Dr. David Warren, adalah sosok yang pertama kali mengusulkan ide perangkat perekam penerbangan. Inspirasi ini muncul setelah ayahnya meninggal dalam insiden pesawat pada tahun 1934.

Pada tahun 1953, Dr. Warren mengembangkan prototipe pertama dari perangkat perekam suara di kokpit. Awalnya, idenya tidak terlalu mendapat perhatian, namun setelah dilakukan berbagai uji coba dan pengembangan, teknologi ini akhirnya diakui sebagai alat penting dalam dunia penerbangan.

Pada tahun 1960-an, pemerintah Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan pemasangan black box di semua pesawat komersial. Sejak saat itu, perangkat ini terus mengalami inovasi, dengan peningkatan kapasitas penyimpanan, daya tahan terhadap benturan dan suhu ekstrem, serta teknologi pemancar sinyal bawah air untuk memudahkan pencarian jika pesawat jatuh di laut.

Fungsi Black Box

Black box memiliki fungsi utama sebagai alat investigasi dalam kasus insiden pesawat. Dengan data yang terekam di dalamnya, penyelidik dapat mengetahui apa yang terjadi sebelum pesawat mengalami insiden. Berikut adalah beberapa fungsi utama black box:

Merekam Data Penerbangan – Black box mencatat berbagai parameter penerbangan, seperti kecepatan, ketinggian, arah, sudut kemiringan, serta status mesin.
Merekam Percakapan di Kokpit – Percakapan antara pilot, kopilot, serta suara latar di kokpit direkam untuk mengetahui interaksi kru sebelum insiden.
Menganalisis Penyebab insiden – Data yang terkumpul memungkinkan tim investigasi untuk mengidentifikasi penyebab insiden dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Meningkatkan Keselamatan Penerbangan – Hasil analisis dari black box sering digunakan sebagai dasar perbaikan prosedur keselamatan penerbangan.

Discover flight with Traveloka

Thu, 17 Jul 2025

Lion Air

Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)

Mulai dari Rp 1.150.200

Tue, 15 Jul 2025

Pelita Air

Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)

Mulai dari Rp 1.158.581

Fri, 18 Jul 2025

Garuda Indonesia

Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)

Mulai dari Rp 1.253.800

Teknologi yang Digunakan dalam Black Box

Teknologi di dalam black box dirancang agar tahan terhadap kondisi ekstrem. Beberapa teknologi canggih yang digunakan dalam black box meliputi:

Material Anti-Tumbukan – Black box dilindungi oleh lapisan material yang dapat menahan benturan keras, termasuk saat pesawat jatuh dari ketinggian.
Tahan Api dan Air – Perangkat ini mampu bertahan di suhu tinggi hingga 1.100 derajat Celsius selama 30 menit dan tahan tekanan air di kedalaman lebih dari 6.000 meter.
Underwater Locator Beacon (ULB) – Alat ini memungkinkan black box mengirimkan sinyal hingga 30 hari setelah tenggelam untuk memudahkan pencarian.
Penyimpanan Data Digital – Saat ini, black box menggunakan memori solid-state yang lebih tahan lama dan dapat menyimpan data dalam jumlah besar.

Bagian-Bagian Black Box

Black box terdiri dari beberapa komponen penting yang memungkinkan fungsinya berjalan dengan baik, yaitu:

Flight Data Recorder (FDR) – Bagian ini menyimpan data penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, arah pesawat, status bahan bakar, tekanan kabin, suhu mesin, dan berbagai parameter teknis lainnya. Data ini sangat berguna untuk menganalisis bagaimana pesawat beroperasi sebelum terjadi insiden.
Cockpit Voice Recorder (CVR) – Bertugas merekam semua suara yang ada di kokpit, termasuk percakapan pilot dan kopilot, peringatan sistem otomatis, serta suara di latar belakang yang bisa memberikan petunjuk mengenai kondisi pesawat sebelum insiden.
Underwater Locator Beacon (ULB) – Perangkat yang mengirimkan sinyal suara ultrasonik yang dapat dideteksi hingga kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan air. Sinyal ini aktif secara otomatis ketika black box terendam air, membantu tim pencari menemukannya lebih cepat.
Casing Pelindung – Lapisan luar yang terbuat dari titanium atau baja tahan karat, dirancang agar mampu menahan tekanan ekstrem, kebakaran, dan benturan keras. Lapisan ini memastikan data tetap utuh meskipun pesawat mengalami insiden fatal.
Unit Penyimpanan Data – Bagian ini terdiri dari chip memori solid-state yang tahan terhadap guncangan dan suhu ekstrem. Unit ini memastikan bahwa data penerbangan dan suara yang terekam tetap tersimpan dengan aman.

Fakta Menarik tentang Black Box

Black box bukan sekadar perangkat biasa. Kotak kecil ini menyimpan informasi penting yang bisa mengungkap penyebab insiden pesawat. Berikut beberapa fakta menarik yang mungkin belum kamu ketahui:

1. Mengapa Disebut Black Box?

Meskipun disebut black box, perangkat ini sebenarnya berwarna oranye terang. Warna ini dipilih bukan tanpa alasan—kontrasnya membantu tim pencari menemukannya dengan lebih mudah di antara puing-puing pesawat, terutama dalam kondisi darurat seperti insiden di lautan atau wilayah terpencil.

Istilah "black box" sendiri diyakini berasal dari masa lalu ketika perangkat elektronik canggih sering kali ditempatkan dalam kotak hitam.

2. Daya Tahan Ekstrem

Black box dirancang untuk bertahan dalam kondisi yang sangat ekstrem. Beberapa uji ketahanan yang harus dilaluinya meliputi:

Tahan suhu tinggi – Mampu bertahan dalam suhu hingga 1.100°C selama 30 menit, mensimulasikan kebakaran setelah insiden.
Tekanan air dalam – Jika pesawat jatuh ke laut, black box tetap dapat berfungsi meski berada di kedalaman hingga 6.000 meter di bawah permukaan air.
Benturan keras – Dapat menahan benturan dengan kekuatan lebih dari 3.400 G (G-force), setara dengan hantaman keras saat pesawat jatuh dengan kecepatan tinggi.

3. Bisa Merekam Hingga 25 Jam

Black box terdiri dari dua bagian utama:

Flight Data Recorder (FDR) – Merekam lebih dari 80 parameter penerbangan, seperti kecepatan, ketinggian, arah terbang, hingga kondisi mesin, dengan kapasitas penyimpanan hingga 25 jam terakhir.
Cockpit Voice Recorder (CVR) – Menyimpan percakapan di kokpit, termasuk suara pilot, co-pilot, alarm, dan suara lain di dalam pesawat. CVR biasanya hanya mampu merekam 2 jam terakhir, karena sistemnya terus memperbarui data secara berkala.

4. Hanya Ada Dua di Setiap Pesawat

Setiap pesawat komersial hanya memiliki dua black box, yang masing-masing memiliki peran krusial:

FDR untuk mencatat data teknis penerbangan.
CVR untuk merekam komunikasi di dalam kokpit.

Kedua perangkat ini biasanya ditempatkan di bagian ekor pesawat karena area ini memiliki kemungkinan paling tinggi untuk bertahan dalam insiden.

5. Tidak Selalu Ditemukan dengan Mudah

Meskipun dilengkapi dengan Underwater Locator Beacon (ULB) yang dapat mengirim sinyal hingga kedalaman 6.000 meter selama 30 hari, black box tetap bisa sulit ditemukan. Beberapa alasan mengapa pencariannya bisa memakan waktu lama antara lain:

Jatuh di lokasi terpencil – Jika pesawat jatuh di area yang sulit dijangkau, seperti tengah lautan atau hutan belantara, pencariannya bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Tertimbun puing – Jika black box terkubur di bawah reruntuhan pesawat, sinyalnya bisa terhalang dan sulit dideteksi.
Keterbatasan daya sinyal – Setelah 30 hari, sinyal dari ULB akan melemah dan akhirnya berhenti, membuat pencarian semakin menantang.

Dengan kemampuannya merekam data penerbangan dan suara di kokpit, black box menjadi kunci utama dalam investigasi insiden pesawat.

Berkat keberadaan black box, industri penerbangan terus belajar dari insiden masa lalu untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di masa depan.

Dengan berbagai inovasi keselamatan seperti black box ini, penerbangan kini semakin aman. Jadi, tidak usah khawatir bepergian dengan pesawat. Untuk menuju destinasimu dengan nyaman dan lancar, pastikan pesan tiket pesawat melalui Traveloka, ya!

Dalam Artikel Ini

• Apa Itu Black Box?
• Sejarah Black Box
• Fungsi Black Box
• Teknologi yang Digunakan dalam Black Box
• Bagian-Bagian Black Box
• Fakta Menarik tentang Black Box
• 1. Mengapa Disebut Black Box?
• 2. Daya Tahan Ekstrem
• 3. Bisa Merekam Hingga 25 Jam
• 4. Hanya Ada Dua di Setiap Pesawat
• 5. Tidak Selalu Ditemukan dengan Mudah

Penerbangan yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Thu, 17 Jul 2025
Lion Air
Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)
Mulai dari Rp 1.150.200
Pesan Sekarang
Tue, 15 Jul 2025
Pelita Air
Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)
Mulai dari Rp 1.158.581
Pesan Sekarang
Fri, 18 Jul 2025
Garuda Indonesia
Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)
Mulai dari Rp 1.253.800
Pesan Sekarang
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan