Dalam setiap insiden pesawat, ada satu benda yang selalu menjadi perhatian utama tim investigasi: black box. Meski ukurannya tidak besar, perannya sangat krusial dalam mengungkap penyebab insiden.
Black box menjadi saksi bisu yang menyimpan segala data penerbangan sebelum pesawat mengalami insiden. Namun, apakah kamu tahu bagaimana teknologi ini bekerja dan mengapa black box disebut demikian meskipun warnanya bukan hitam? Mari kita bahas lebih dalam.
Black box adalah perangkat yang digunakan untuk merekam data penerbangan dan komunikasi di kokpit pesawat. Perangkat ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu Flight Data Recorder (FDR) yang mencatat data teknis penerbangan dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam percakapan pilot dan suara di kokpit.
Black box berfungsi sebagai alat investigasi utama dalam insiden pesawat. Dengan adanya perangkat ini, penyelidik dapat mengetahui berbagai aspek teknis dan komunikasi yang terjadi sebelum insiden. Selain itu, data dari black box juga digunakan untuk meningkatkan prosedur keselamatan penerbangan agar kejadian serupa tidak terulang.
Konsep black box pertama kali muncul pada tahun 1950-an, ketika insiden pesawat sering terjadi tanpa bukti konkret yang dapat menjelaskan penyebabnya. Saat itu, tidak ada teknologi yang bisa merekam kejadian di dalam pesawat, sehingga investigasi sering kali sulit dilakukan.
Ilmuwan asal Australia, Dr. David Warren, adalah sosok yang pertama kali mengusulkan ide perangkat perekam penerbangan. Inspirasi ini muncul setelah ayahnya meninggal dalam insiden pesawat pada tahun 1934.
Pada tahun 1953, Dr. Warren mengembangkan prototipe pertama dari perangkat perekam suara di kokpit. Awalnya, idenya tidak terlalu mendapat perhatian, namun setelah dilakukan berbagai uji coba dan pengembangan, teknologi ini akhirnya diakui sebagai alat penting dalam dunia penerbangan.
Pada tahun 1960-an, pemerintah Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan pemasangan black box di semua pesawat komersial. Sejak saat itu, perangkat ini terus mengalami inovasi, dengan peningkatan kapasitas penyimpanan, daya tahan terhadap benturan dan suhu ekstrem, serta teknologi pemancar sinyal bawah air untuk memudahkan pencarian jika pesawat jatuh di laut.
Black box memiliki fungsi utama sebagai alat investigasi dalam kasus insiden pesawat. Dengan data yang terekam di dalamnya, penyelidik dapat mengetahui apa yang terjadi sebelum pesawat mengalami insiden. Berikut adalah beberapa fungsi utama black box:
Thu, 17 Jul 2025
Lion Air
Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)
Mulai dari Rp 1.150.200
Tue, 15 Jul 2025
Pelita Air
Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)
Mulai dari Rp 1.158.581
Fri, 18 Jul 2025
Garuda Indonesia
Jakarta (CGK) ke Lombok (LOP)
Mulai dari Rp 1.253.800
Teknologi di dalam black box dirancang agar tahan terhadap kondisi ekstrem. Beberapa teknologi canggih yang digunakan dalam black box meliputi:
Black box terdiri dari beberapa komponen penting yang memungkinkan fungsinya berjalan dengan baik, yaitu:
Black box bukan sekadar perangkat biasa. Kotak kecil ini menyimpan informasi penting yang bisa mengungkap penyebab insiden pesawat. Berikut beberapa fakta menarik yang mungkin belum kamu ketahui:
Meskipun disebut black box, perangkat ini sebenarnya berwarna oranye terang. Warna ini dipilih bukan tanpa alasan—kontrasnya membantu tim pencari menemukannya dengan lebih mudah di antara puing-puing pesawat, terutama dalam kondisi darurat seperti insiden di lautan atau wilayah terpencil.
Istilah "black box" sendiri diyakini berasal dari masa lalu ketika perangkat elektronik canggih sering kali ditempatkan dalam kotak hitam.
Black box dirancang untuk bertahan dalam kondisi yang sangat ekstrem. Beberapa uji ketahanan yang harus dilaluinya meliputi:
Black box terdiri dari dua bagian utama:
Setiap pesawat komersial hanya memiliki dua black box, yang masing-masing memiliki peran krusial:
Kedua perangkat ini biasanya ditempatkan di bagian ekor pesawat karena area ini memiliki kemungkinan paling tinggi untuk bertahan dalam insiden.
Meskipun dilengkapi dengan Underwater Locator Beacon (ULB) yang dapat mengirim sinyal hingga kedalaman 6.000 meter selama 30 hari, black box tetap bisa sulit ditemukan. Beberapa alasan mengapa pencariannya bisa memakan waktu lama antara lain:
Dengan kemampuannya merekam data penerbangan dan suara di kokpit, black box menjadi kunci utama dalam investigasi insiden pesawat.
Berkat keberadaan black box, industri penerbangan terus belajar dari insiden masa lalu untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di masa depan.
Dengan berbagai inovasi keselamatan seperti black box ini, penerbangan kini semakin aman. Jadi, tidak usah khawatir bepergian dengan pesawat. Untuk menuju destinasimu dengan nyaman dan lancar, pastikan pesan tiket pesawat melalui Traveloka, ya!