Hingga kini, belum ditemukan obat untuk melawan COVID-19, sehingga banyak orang yang mengonsumsi suplemen COVID-19 untuk langkah pengobatan. Memang tak bisa dipungkiri bahwa suplemen merupakan salah satu pengobatan yang diminati untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Para dokter pun meresepkan berbagai suplemen COVID-19 seperti vitamin C, vitamin D, zinc, hingga melatonin. Apakah suplemen COVID-19 benar-benar bisa melawan virus Corona?
Meskipun COVID-19 tergolong penyakit baru, beberapa uji klinis telah mengeksplorasi kemungkinan bahwa penggunaan suplemen COVID-19 mungkin efektif. Namun perlu dicatat, sebagian besar bukti tidak meyakinkan.
Misalnya, beberapa penelitian observasional menghubungkan kadar vitamin darah yang lebih rendah dengan risiko lebih tinggi menerima hasil positif COVID-19. Namun penelitian seperti ini tidak dapat membuktikan bahwa vitamin D melindungi seseorang dari infeksi. Lebih lanjut, penelitian secara acak terhadap orang dengan gejala COVID-19 sedang hingga parah yang menerima vitamin D dosis tinggi tidak menunjukkan manfaat.
Sama halnya dengan studi tahun 2021 tentang zinc dan vitamin C tidak menunjukkan manfaat bagi orang dengan gejala COVID-19 ringan. Dalam penelitian ini, orang-orang yang tidak perlu dirawat di rumah sakit secara acak menerima vitamin C 8.000 mg/hari (jumlah harian yang disarankan adalah 75 mg/hari untuk wanita dan 90 mg/hari untuk pria), zinc 50 mg/hari (jumlah harian yang direkomendasikan adalah 8 mg/hari untuk wanita, 11 mg/hari untuk pria), kedua suplemen dengan dosis tersebut, atau tidak diberikan suplemen COVID-19 sama sekali.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang menerima suplemen, baik secara individu atau gabungan, tidak mengalami perbaikan gejala atau pemulihan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan pasien serupa yang tidak menerima suplemen COVID-19.
Sebuah studi baru di Journal of Dietary Supplements menunjukkan bahwa beberapa suplemen, termasuk beberapa vitamin dan zinc, mungkin berguna dalam mencegah infeksi atau mengurangi gejala COVID-19 makin parah.
Namun vaksinasi masih menjadi satu-satunya cara yang aman dan efektif untuk mencapai kekebalan yang tahan lama untuk mengakhiri pandemi. Metode pencegahan jangka pendek lainnya termasuk pemakaian masker di tempat umum, social distancing, dan rajin cuci tangan, juga merupakan cara melawan virus Corona yang efektif.
Terlepas dari pertanyaan tentang manfaat keseluruhan dari suplemen COVID-19, banyak dokter mulai meresepkannya secara rutin pada awal pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan guna menemukan cara terbaik untuk mengobati COVID-19 ini dan memiliki rekam jejak keamanan dalam jangka panjang untuk suplemen COVID-19.
Belum lagi, virus Corona bisa melemahkan kekebalan tubuh hingga diperlukan nutrisi makro dan mikro dalam membangun pertahanan terhadap virus. Sehingga pengobatan sekunder melalui pemberian suplemen COVID-19 dinilai aman dan efektif. Berikut daftar suplemen COVID-19 yang kerap diresepkan oleh dokter untuk membantu masa penyembuhan:
Vitamin yang larut dalam lemak ini penting untuk kesehatan dan fungsi sistem kekebalan tubuh.Vitamin D meningkatkan efek melawan patogen dari monosit dan makrofag (sel darah putih yang merupakan bagian penting dari pertahanan kekebalan) dan mengurangi peradangan, yang membantu meningkatkan respons imun.
Faktanya, kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan, termasuk influenza dan asma. Vitamin D juga telah banyak diteliti terkait COVID-19 karena efeknya pada sistem kekebalan tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D dapat mempercepat penyembuhan dan menghentikan peradangan pada sistem pernapasan.
Zinc merupakan mineral yang biasanya ditambahkan ke suplemen dan produk kesehatan lainnya seperti tablet hisap guna meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Zinc dibutuhkan untuk perkembangan dan komunikasi sel imun dan berperan penting dalam respon inflamasi. Bahkan zinc juga secara khusus melindungi jaringan dalam tubuh dan membantu mencegah masuknya patogen asing.
Kekurangan zinc secara signifikan mempengaruhi kemampuan sistem kekebalan untuk berfungsi dengan baik, yang mengakibatkan peningkatan risiko infeksi dan penyakit, termasuk pneumonia. Menurut studi penelitian, 16% dari penyebab infeksi saluran pernapasan dalam di seluruh dunia ditemukan karena kekurangan zinc
Mengonsumsi zinc dalam jangka panjang biasanya aman untuk orang dewasa yang sehat, dengan dosis harian di bawah batas 40 mg zinc. Perlu diketahui, dosis berlebihan justru dapat meningkatkan risiko infeksi.
Vitamin C mendukung fungsi berbagai sel kekebalan dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan diri dari infeksi. Vitamin ini juga membantu menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap sehat dengan membersihkan sel-sel lama dan menggantinya dengan yang baru.
Tak hanya itu, vitamin C telah terbukti mengurangi durasi dan tingkat keparahan infeksi saluran pernapasan atas, termasuk flu biasa. Suplemen vitamin C dapat secara signifikan mempengaruhi kesehatan kekebalan tubuh, terutama pada mereka yang tidak mendapatkan cukup vitamin melalui makanan. Batas asupan vitamin C adalah 2.000 mg dengan dosis harian biasanya antara 250 dan 1.000 mg.
Perlu diketahui, penggunaan suplemen COVID-19 juga bisa menimbulkan bahaya pada sebagian orang. Bahaya tersebut termasuk efek samping, reaksi alergi, reaksi dengan obat lain, hingga bahaya mengonsumsi suplemen terlalu banyak.
Misalnya penggunaan vitamin C dosis tinggi dapat menyebabkan diare atau sakit perut. Ada juga kekhawatiran bahwa suplemen vitamin C dosis tinggi dapat mengganggu pengencer darah atau obat penurun kolesterol. Sementara penggunaan vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti sakit perut, cedera ginjal, dan pankreatitis, bahkan dapat mengancam jiwa.
Pasalnya, orang dengan kekurangan gizi harus menerima suplemen. Namun kekurangan zinc atau vitamin D tidak jarang terjadi dan dapat menyebabkan fungsi kekebalan tubuh yang buruk. Maka suplemen ini sesuai untuk orang-orang yang diduga atau telah dikonfirmasi kekurangan vitamin D dan zinc.
Misalnya, seseorang yang menerima sedikit paparan sinar matahari dan sedang diet produk susu cenderung mengalami kekurangan vitamin D. Tes darah sederhana dapat mengkonfirmasi atau mengesampingkan kekurangan vitamin D atau zinc. Sebelum mengonsumsi suplemen COVID-19, konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengenai jenis, dosis, obat lain, dan kondisi kesehatan lain yang Anda miliki.
Layanan Tes COVID-19 di Sekitar Anda
Lihat Harga
Selalu jaga kesehatan di tengah pandemi dengan rutin melakukan tes COVID-19, apalagi jika Anda harus berkegiatan di luar rumah. Kini Anda bisa memesan layanan tes COVID-19 di Traveloka Xperience. Anda bisa menemukan ragam klinik dan rumah sakit yang menyediakan berbagai macam jenis tes COVID-19.
Buka aplikasi Traveloka, klik Xperience, ketuk Tes COVID-19 dan pilih klinik atau rumah sakit sesuai preferensi. Kemudian booking dengan sekali klik. Anda akan menerima email mengenai tata cara tes COVID-19 yang telah dipilih.
Jika hasil tes Anda positif, patuhi anjuran ahli kesehatan untuk dirawat di rumah sakit atau melakukan isolasi mandiri. Kemudian konsultasikan dengan dokter terkait suplemen COVID-19 yang harus dikonsumsi beserta dosisnya.
Healthline. (2021). The 15 Best Supplements to Boost Your Immune System Right Now. https://www.healthline.com/nutrition/immune-boosting-supplements
Harvard Health Publishing. (2021). Do vitamin D, zinc, and other supplements help prevent COVID-19 or hasten healing? https://www.health.harvard.edu/blog/do-vitamin-d-zinc-and-other-supplements-help-prevent-covid-19-or-hasten-healing-2021040522310
News Medical. (2021). Some nutritional supplements may help prevent or mitigate COVID-19 severity. https://www.news-medical.net/news/20210222/Some-nutritional-supplements-may-help-prevent-or-mitigate-COVID-19-severity.aspx
NCBI. (2018). Vitamin D: Effect on Haematopoiesis and Immune System and Clinical Applications. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6164750/
NCBI. (2020). Exploring links between vitamin D deficiency and COVID-19. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32946517/
NCBI. (2020). The Potential Impact of Zinc Supplementation on COVID-19 Pathogenesis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7365891/
NIH. (2021). Vitamin C. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-HealthProfessional/
Tags:
covid 19
highlight article