Program tentang imunisasi bayi telah dicanangkan sejak lama oleh pemerintah Republik Indonesia. Melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi disebutkan imunisasi merupakan cara untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik agar terhindari dari berbagai macam penyakit.

Perkembangan vaksinasi atau imunisasi di Indonesia sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1956. Pada waktu itu pemerintah melakukan imunisasi cacar. Selanjutnya vaksinasi yang diberikan kepada masyarakat adalah campak (tahun 1963), pencegahan TBC dengan vaksinasi BCG pada 1973 dan imunisasi TT (tetanus toksoid) setahun setelahnya.

Upaya vaksinasi terus berlanjut dengan berbagai jenis vaksin, seperti DPT (untuk tetanus), HPV (untuk mencegah kanker serviks) hingga yang terbaru yakni vaksin Coronavirus. Pemberian vaksin ini adalah upaya pemerintah untuk melindungi masyarakat dari berbagai wabah berbahaya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan 2017 mengenai penyelenggaraan imunisasi, ada 5 jenis vaksinasi yang wajib diberikan kepada bayi sebelum mereka berusia 1 tahun. Kelima vaksinasi tersebut adalah:

Lebih dikenal dengan sebutan imunisasi DPT, vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi virus influenza tipe B secara simultan. Imunisasi ini dilakukan sebanyak 3 kali yakni ketika bayi berumur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Pemberian dosis booster pada usia 18 bulan dan ketika anak berusia 5 sampai 7 tahun.

Imunisasi polio pada bayi diberikan sebanyak 4 kali dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. Vaksin polio diberikan melalui mulut. Dosis pertama biasanya diberikan saat bayi baru lahir atau selambat-lambatnya saat ia berumur 1 bulan. Dosis berikutnya diberikan ketika bayi berumur 2, 3 dan 4 bulan. Pemberian dosis booster saat usia 18 bulan.

Vaksinasi hepatitis B diberikan dengan tujuan melindungi bayi dari infeksi hepatitis B. Dosis pertama diberikan saat bayi baru lahir sampai usianya maksimal 7 hari. Dosis berikutnya diberikan dalam selang waktu minimal 4 minggu atau 1 bulan setelah pemberian dosis pertama. Pemberian vaksinasi Hepatitis B biasanya dilakukan berbarengan dengan pemberian vaksin DPT, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. untuk dosis booster diberikan saat anak berusia 18 bulan. Vaksinasi hepatitis B dilakukan dengan suntikan pada bagian paha.

Imunisasi bayi jenis BCG diberikan dengan dosis 0,05 m sebanyak 1 kali dan biasanya disuntikkan di lengan kanan atas. Tujuan pemberian vaksinasi BCG ini adalah untuk melindungi anak dari penyakit TBC (tuberkulosis). Pemberiannya sebisa mungkin dilakukan sebelum usia bayi genap 1 bulan.

Campak juga merupakan salah satu penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan radang otak, diare dan pneumonia. Untuk mencegahnya, pemerintah mewajibkan pemberian vaksinnya kepada bayi saat berusia 9 bulan dan booster saat usia anak 18 bulan. Dosis penguat selanjutnya diberikan lagi saat anak sudah berumur 5 - 7 tahun.

Di tengah wabah Corona di Indonesia, pemberian vaksinasi wajib tetap harus dilakukan oleh para orang tua. Bisa dengan membawa bayi ke posyandu atau membuat janji temu dengan dokter. Hal ini penting demi memastikan bayi tetap aman dan sehat, termasuk ketika para orang tua hendak mengajak mereka berlibur. Pastikan imunisasi bayi dilakukan dengan lengkap dan tepat waktu agar hasilnya maksimal.

Referensi:

Kemenkes. 2015. “Buku Ajar Imunisasi” October 6, 2015. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi-06-10-2015-small.pdf

WHO. 2013. “Indonesia Introduces Five-in-one Vaccine for Children” August 22, 2013. https://www.who.int/immunization/newsroom/indonesia_five_in_one_20130822/en/

Diskominfo Pangkal Pinang. 2020. “Sejarah Vaksin Massal di Indonesia, Sebuah Upaya Pencegahan Penyakit” March 17, 2021. https://diskominfo.pangkalpinangkota.go.id/2020/12/03/sejarah-vaksin-massal-di-indonesia-sebuah-upaya-pencegahan-penyakit/