1. Hotel
    >
  2. Indonesia
    (55278 Hotel)
    >
  3. Sumatra Barat
    (645 Hotel)
    >
  4. Sijunjung
    (2 Hotel)

Rekomendasi Hotel & Penginapan di Sijunjung

Sijunjung, Indonesia · 2 hotel tersedia
Hotel yang Terakhir Dilihat
Check-out:
Kam, 02 Mei 2024
Cari Hotel
Pergi untuk perjalanan bisnis
Bayar di Hotel

Temukan Rekomendasi Hotel Terbaik di Sijunjung di bawah ini!

BEDROOM Wisma Keluarga

Wisma Keluarga

Homestay
Sijunjung, Sijunjung
Lihat Harga
LOBBY Hotel Bukik Gadang

Hotel Bukik Gadang

Hotel
Sijunjung, Sijunjung
Nyaman
7.6
(5 Ulasan)
Lihat Harga
Lihat Semua 2 Hotel Terdekat di Sijunjung

Fakta tentang hotel di Sijunjung

Total Akomodasi
2 Properties
Hotel Populer
Wisma Keluarga, Hotel Bukik Gadang

Penilaian user dari berbagai penginapan ataupun hotel terdekat di Sijunjung

0.0
Biasa
0 review dari berbagai hotel dan penginapan di Sijunjung dengan rata-rata score 0.0/10
Masih ragu untuk memesan? Agar tidak salah pilih, beberapa penilaian dari hotel-hotel di Sijunjung dapat membantu Anda untuk memilih penginapan dan hotel terdekat yang tepat!
Fita
Profil ini privat.
20 Dec 2022
Bagus, sesuai harga, di tengah Kota Muaro Sijunjung.

Pertanyaan yang sering ditanyakan seputar penginapan atau hotel di Sijunjung

Di mana area terbaik untuk menginap jika liburan di Sijunjung?

Jika kamu sedang liburan di Sijunjung, area terbaik untuk menginap adalah di sekitar Kamang Baru.

Apa saja hotel terbaik dan terdekat di Sijunjung?

Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya Wisma Keluarga, Hotel Bukik Gadang

Berapa banyak hotel yang ada di Sijunjung?

Saat ini, ada sekitar 2 hotel yang dapat kamu pesan di Sijunjung

Tentang

Sijunjung adalah salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Barat. Dahulu, banyak orang menyebut daerah ini sebagai Muaro Sijunjung, sebuah daerah yang menjadi jalur lintas Sumatera. Sijunjung berjarak kurang lebih 110 kilometer dari pusat Sumatera Barat atau Kota Padang. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju Sijunjung melalui perjalanan darat adalah sekitar 3 jam.

Sijunjung merupakan daerah yang indah dan sudah mulai maju. Belakangan ini pun namanya populer di kalangan pencinta traveling. Di sana, terdapat jembatan dengan panjang sekitar 200 meter yang membentang di Batang Sukam, sebuah pintu masuk ke Desa Adat Sijunjung.

Saat memasuki Desa Adat Sijunjung, para pengunjung akan melihat keberadaan patung perempuan berpakaian adat yang sedang menjunjung bekal setinggi sekitar empat meter. Keberadaan patung tersebut merupakan pertanda letak adanya perkampungan adat.

Selain patung tersebut sebagai pertanda, terdapat juga bangunan tua berdesain rumah gadang,  yaitu rumah adat Minang. Masyarakat sekitar masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat secara turun-temurun, sehingga tetap melestarikan ciri khas leluhur dari rumah adat tersebut.

Sejarah Sijunjung

Kabupaten Sawahlunto atau Sijunjung diubah namanya menjadi Kabupaten Sijunjung pada 10 Maret 2008. Sebagian besar penduduknya terdiri dari suku Minangkabau dengan falsafah adat, pola pikir, tatanan budaya, serta norma khas Minang. Selain itu penduduk memiliki  ketaatan pada nilai-nilai Islam yang sangat kental.

Kabupaten ini mengalami pemekaran pada 2004 dan 49 persen wilayahnya berubah status menjadi sebuah kabupaten kecil yang berdiri sendiri dengan nama Dharmasraya. Meskipun menjadi kabupaten yang kecil, Kabupaten Sijunjung memiliki berbagai potensi yang bisa terus ditingkatkan.

Budaya di Sijunjung

Kabupaten Sijunjung memiliki budaya yang bersifat Islami. Hal tersebut terlihat dari ritual adat yang biasa disebut Bakaua. Ritual tersebut dipimpin seorang ulama dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an dan doa. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur atas panen padi yang baru saja mereka hasilkan.

Dengan sebutan ninik mamak dan cadiak pandai, para wanita langsung menyiapkan makanan berupa nasi, lemang, dan lauk daging kerbau yang sudah dimasak bersamaan. Makanan ini dibungkus dengan daun pisang dan gulai daging kerbaunya ditempatkan di dalam kotak yang dibuat dari daun pisang juga.

Pada ritual adat Bakaua ini, para petani sangat berharap bahwa musim tanam untuk tahun berikutnya bisa memanen lebih banyak lagi. Kegiatan menanam pagi merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tradisi ini berlanjut turun-temurun dan keberadaannya tidak akan dihilangkan. Masyarakat setempat justru menjadikan budaya tersebut sebagai warisan yang tetap harus dijaga sampai kapan pun.

Bahasa Daerah di Sijunjung

Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Sijunjung adalah bahasa Minangkabau atau Melayu. Sementara itu, para perantau yang berada di Sijunjung lebih sering menggunakan bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Iklim di Sijunjung

Kabupaten Sijunjung memiliki iklim tropis dengan suhu minimum sekitar 21 derajat celsius dan suhu maksimum37 derajat celcius. Tingkat curah hujan di Kabupaten Sijunjung mencapai rata-rata 13,61 mm per-hari.

Wilayah Utama Sijunjung

Secara administratif, Kabupaten Sijunjung memiliki luas wilayah sekitar 313.080 hektar. Wilayah tersebut terdiri dari 8 kecamatan, 61 nagari atau desa, dan 263 jorong.

Kabupaten Sijunjung berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar di sebelah utara, Kabupaten Dharmasraya di sebelah selatan, Kabupaten Solok dan Kota sawah Lunto di sebelah barat, dan Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau di sebelah timur.

Cara ke Sijunjung

Transportasi Udara

Bila ingin menuju Kabupaten Sijunjung dengan pesawat, Anda memilih penerbangan dengan tujuan pendaratan di Bandara Internasional Minangkabau. Dari bandara, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum menuju Terminal Muaro Sijunjung yang ada di Kota Sijunjung.

Transportasi Darat

Anda dapat menggunakan angkutan umum atau bus dari Terminal Muaro Sijunjung yang ada di Kota Sijunjung. Tarif bus yang dikenakan sebesar Rp25.000 hingga Rp30.000 dengan lama perjalanan sekitar 4 jam.

Setelah tiba di Terminal Muaro Sijunjung, Anda masih harus menempuh perjalanan sekitar 14 kilometer menuju Kabupaten Sijunjung dengan angkutan perdesaan. Tarif untuk angkutan pedesaan ini sebesar Rp3.000.

(Harga diatas dapat berubah sewaktu-waktu)

Objek Wisata di Sijunjung

Beberapa objek wisata yang ada di Kabupaten Sijunjung,di antaranya adalah:

Wahana Telabang Sakti

Objek wisata ini berada di Nagari Kamang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, tepatnya di pinggir jalan negara dari Kiliran Jao ke Teluk Kuantan. Letak Wahana Telabang Sakti cukup jauh jika ditempuh dari Bandara Internasional Minangkabau, yaitu sekitar 190 kilometer. Anda bisa menempuh jarak lebih dekat jika berangkat dari Kiliran Jao yang hanya sekitar 8 kilometer menuju Wahana Telabang Sakti.

Suasana yang nyaman, udara sejuk, dan pemandangan asri di objek wisata ini mengundang perhatian wisatawan, sehingga selalu ramai saat hari biasa ataupun libur. Selain itu, di sana juga terdapat kolam yang memiliki beberapa permainan dan wahana outbound yang menyenangkan untuk anak-anak.

Sungai Batang Kuantan

Batang Kuantan merupakan salah satu rekreasi arung jeram yang berada di Kabupaten Sijunjung. Sungai ini memiliki jeram-jeram yang cukup menantang dengan arus yang deras. Debit air akan bertambah saat hujan, sehingga arus sungai akan semakin deras dan aktivitas arung jeram akan semakin seru.

Sungai dengan panjang 38 kilometer ini terbentuk oleh gabungan dua sungai besar yang terdapat di Sumatera Barat, yaitu Batang Ombilin dan Batang Palangki. Gabungan kedua sungai yang cukup besar itu membuat Sungai Batang Kuantan menjadi salah satu sungai terbesar di Provinsi Sumatera Barat.

Lokasi arung jeram ini berada sekitar 120 kilometer dari Kota Padang. Perjalanan menuju Sungai Batang Kuantan bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan umum atau bus dari Terminal Muaro Sijunjung yang ada di Kota Sijunjung. Dari terminal, Anda akan menempuh jarak sekitar 14 kilometer untuk sampai di Sungai Batang Kuantan. Tarif angkutan atau bus sekitar Rp25.000 hingga Rp30.000.

(Harga di atas dapat sewaktu-waktu dapat berubah)

Batu Basurek

Batu Basurek merupakan salah satu peninggalan sejarah yang diyakini berasal dari zaman kerajaan terdahulu. Batu bersejarah tersebut berumur 6 abad lebih atau sekitar 1300-an Masehi. Objek wisata sejarah yang disebut Batu Basurek ini juga merupakan Prasasti Kerajaan Pagaruyung.

Batu Basurek terletak di atas makam Raja Adityawarman dengan lebar batu  25 cm, tinggi 8 cm, ketebalan 10 cm, dan berat 50 kg. Batu ini pertama kali ditemukan oleh seorang pakar sejarah dari Belanda bernama P. H. Van Hengst pada 16 Desember 1880.

Batu Basurek yang terletak di Desa Kubu Rajo, Nagari Lima Kaum, Batusangkar ini memiliki arti batu yang memiliki tulisan untuk menyampaikan pesan tertentu. Tulisan di atasnya menggunakan bahasa Sansakerta dengan isi pesan: "Adityawarman maju perkasa, ia penguasa Kanakamedinindra atau Suwarnadwipa (Sumatera atau Tanah Emas). Ayahnya Adwayawarman. Dia keluarga Indra." 

Lokomotif Uap

Sebuah wisata sejarah yang merupakan peninggalan Penjajah Jepang pada 1942-1945 berupa lokomotif uap yang kokoh masih ada di Sijunjung. Lokomotif Uap ini terdapat di Jorong Silukah, Nagari Durian Gadang. Keberadaan Lokomotif ini adalah bukti sejarah yang sangat berharga, sehingga menjadi daya tarik para wisatawan.

Wisata Kuliner di Sijunjung

Ada beberapa makanan khas Sijunjung yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh. Salah satu toko oleh-oleh terkenal di sana bernama Kristin Hakim yang menjual berbagai makan, di antaranya:

Pinyaram 

Pinyaram berbentuk seperti kue cucur. Kue ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah cair, lalu digoreng dalam kuali yang langsung menjadi cetakannya. Kue ini ada yang berwarna coklat dan ada yang putih. Pinyaram coklat dibuat dengan menggunakan gula merah, sedangkan yang putih dibuat dengan menggunakan gula pasir.

Kue Sapik 

Kue Sapik memiliki rasa yang mirip dengan kue semprong, hanya saja bentuknya berbeda. Saat diangkat dari cetakan panggangan dan masih dalam keadaan panas, kue ini dilipat dan dijepit, sehingga bentuknya berbeda dari kue semprong yang digulung. 

Kue Sapik rasanya gurih dan manis. Bahan pembuatan kue ini adalah tepung beras, gula, telur, santan, dan bubuk kulit kayu manis.

Karak Kaliang 

Nama lain dari Karak Kaliang adalah Kerupuk 88, disebut demikian karena bentuknya seperti angka 88. Warna kuning terang yang ada pada kerupuk dengan rasa gurih ini adalah hasil pewarnaan menggunakan kunyit. Bahan pembuatan Karak Kaliang sangat sederhana, yaitu tepung singkong, garam, dan kunyit.

Tips Berwisata di Sijunjung

  • Makanan khas Sijunjung yang menjadi incaran pecinta kuliner nusantara adalah Kalamai. Makanan khas Minang ini memiliki kemiripan dengan dodol, namun cara penyajiannya berbeda. Bila berkunjung ke Kabupaten Sijunjung, jangan lupa untuk membeli makanan khas ini. 
  • Desa Silungkang, Sijunjung merupakan daerah penghasil kerajinan yang dapat dibeli dan dijadikan oleh-oleh. Di sana, terdapat banyak kios yang menjual kerajinan hasil desa, antara lain tenun Silungkang, kain songket Silungkang, selendang, sapu tangan, tussor atau bahan tenun diagonal, permadani bergambar, dan berbagai cenderamata lainnya.

Hotel di Sijunjung Lainnya

Perlu Bantuan?