Kereta Api Sri Tanjung
Kereta Api Sri Tanjung hadir sebagai layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk rute kota Banyuwangi – Yogyakarta. Kereta kelas Ekonomi AC ini menempuh perjalanan jarak jauh dengan koridor utama Stasiun Banyuwangi Baru dan Stasiun Lempuyangan. Setiap harinya, kereta api ekspres yang dikelola oleh Daerah Operasi 9 Jember ini akan menempuh jarak 614 kilometer dengan kecepatan rata-rata 40 – 90 kilometer per jam. Kecepatan tersebut membawa penumpang mencapai tujuan dengan durasi 13 – 15 jam.
KA Sri Tanjung melayani satu kali perjalanan dalam satu hari, baik untuk pergi maupun pulang. Kereta ini berangkat dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta pada pagi hari, tepatnya pukul 07:00. Perjalanan tersebut akan memakan waktu sekitar 13 jam 50 menit sehingga penumpang akan memasuki Stasiun Banyuwangi Baru pada pukul 20:50. Dari sisi sebaliknya, KA Sri Tanjung siap berangkat dari Stasiun Banyuwangi Baru pada pukul 06:30. Perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 12 jam 55 menit, sehingga kereta ini baru akan tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta menjelang pukul 19:30. Adapun tiket KA Sri Tanjung tersedia dalam tarif flat, dengan subsidi pemerintah, yaitu Rp94.000 per penumpang.
Kereta api kelas ekonomi ini menyediakan fasilitas yang cukup memanjakan penumpang. Dalam perjalanan jarak jauh ini, penumpang akan tetap merasa sejuk dengan adanya AC pada seluruh gerbong penumpang. Toilet juga tersedia pada setiap ujung gerbong. Pada sisi samping tempat duduk, tersedia stopkontak untuk keperluan mengisi daya handphone sepanjang perjalanan, beserta meja kecil untuk meletakkan gelas atau makanan ringan. Penumpang dengan barang bawaan yang banyak bisa menyimpan barang tersebut pada bagasi yang terdapat pada setiap sisi atas tempat duduk, maupun pada kereta bagasi khusus. Layanan makan tersedia berbayar melalui kereta restorasi.
Info Menarik tentang Kereta Api Sri Tanjung
Asal Nama
Sri Tanjung adalah nama tokoh utama dalam cerita rakyat Banyuwangi. Nama tersebut merujuk pada seorang gadis cantik keturunan bidadari yang pada akhir hayatnya menyemburkan air wangi dari tubuhnya sebagai bukti bahwa ia tidak berdosa dan selalu setia pada suaminya.
Rangkaian Kereta
Kereta api dengan kapasitas 636 tempat duduk kelas ekonomi ini menggunakan Lokomotif CC201, CC203, atau CC206 sebagai penarik rangkaiannya. Adapun susunan rangkaian KA Sri Tanjung terdiri atas satu kereta bagasi, enam gerbong kereta kelas ekonomi AC, dan satu kereta makan pembangkit. Masing-masing kereta penumpang KA Sri Tanjung memiliki 106 nomor kursi.
Stasiun Persinggahan
Sepanjang perjalanan antarkota Banyuwangi – Lempuyangan maupun sebaliknya, Kereta Api Sri Tanjung tercatat memiliki jumlah perhentian hingga lebih dari 30 stasiun. Beberapa stasiun dalam daftar tersebut antara lain Stasiun Banyuwangi Baru, Karangasem, Rogojampi, Temuguruh, Kalisetail, Sumberwadung, Glenmore, Kalibaru, Kalisat, Jember, Rambipuji, Tanggul, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Surabaya Gubeng, Wonokromo, Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Caruban, Madiun, Barat, Paron, Walikukun, Sragen, Purwosari, Klaten, dan Stasiun Lempuyangan. Khusus bagi perjalanan yang mengarah ke Lempuyangan, KA Sri Tanjung juga akan berhenti di Stasiun Curahmalang untuk bersilang dengan kereta lainnya. Dari arah sebaliknya, KA Sri Tanjung pun akan berhenti di Stasiun Geneng dan Stasiun Tanggulangin untuk keperluan persilangan.
Rute Unik
Saat tiba di Stasiun Surabaya Gubeng, KA Sri Tanjung akan melakukan pemindahan posisi lokomotif. Gerbong yang semula berada paling depan akan menjadi gerbong paling belakang karena kereta ini berjalan kembali ke arah stasiun perhentian sebelumnya, yaitu Stasiun Wonokromo. Dari stasiun Wonokromo, barulah kereta ini berbelok ke arah Sidoarjo untuk melanjutkan perjalanan mencapai Banyuwangi.