Libur Nasional > Puasa Ramadan 2019

Libur Puasa Ramadan 2019

Rencanakan liburan mulai saat ini, planning tepat, harga bersahabat dengan Traveloka!

Liburan Puasa Ramadan 2019

Ramadan menjadi bulan yang paling mulia di dalam kalendar Islam. Bulan Ramadan adalah saat kitab suci Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam perhitungan kalender hijriah yang memiliki 29 atau 30 hari. Penentuan hari pada kalender hijriah didasarkan pada revolusi bulan mengelilingi bumi. Sementara itu, awal bulan ditetapkan saat munculnya hilal (bulan sabit).

Penetapan awal puasa Ramadan mungkin akan berbeda antar satu wilayah dengan wilayah lainnya. Hal ini dikarenakan hilal terkadang tidak terlihat akibat terhalang gerombolan awan di angkasa. Namun demikian, durasi bulan Ramadan tak pernah melebihi 30 hari kalender hijriah. Artinya, umat Islam yang menjalankan ibadah puasa juga bergantung pada perhitungan hilal tersebut.

TahunTanggalHariHari Libur
20196 Mei – 4 JuniLibur Puasa Ramadan
202024 April – 23 MeiLibur Puasa Ramadan

Awal puasa Ramadan 2019 diprediksi akan dimulai pada tanggal 6 Mei hingga 4 Juni. Sementara itu, Hari Raya Idul Fitri 2019 akan jatuh pada 5-6 Juni. Hal ini berarti pada tahun mendatang, umat Islam akan berpuasa selama 30 hari. Akan tetapi, jika pada malam ke-30 ternyata hilal sudah nampak, maka bulan Ramadan berakhir. Umat Islam tidak lagi diperbolehkan berpuasa dan tidak melaksanakan ibadah tarawih di malam harinya.

Tak jauh berbeda pada penetapan awal puasa Ramadan 2020. Bulan Ramadan diprediksi jatuh pada 24 April-23 Mei. Perhitungan ini setidaknya maju satu bulan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah kalender hijriah memiliki perhitungan 11 hari lebih pendek dari kalender Masehi. Perbedaan metode penanggalan inilah yang menyebabkan bulan Ramadan berlangsung lebih awal dari tahun sebelumnya.

Fenomena perbedaan perhitungan bulan Ramadan

Berbeda dari kalender Masehi yang dihitung berdasarkan revolusi matahari, penanggalan Hijriah mengacu pada pergerakan bulan. Metode penetapan awal bulan Ramadan pun cukup beragam. Beberapa menggunakan mata telanjang yang disebut dengan metode rukyah hilal. Ada juga yang menggunakan hisab hakiki wal wujudul hilal yang selalu terhitung 29 hari. Perbedaan metode ini yang menjadi penyebab adanya kemungkinan awal dan akhir bulan Ramadan berbeda.

Muncul beragam pebisnis musiman

Bulan Ramadan disebut-sebut sebagai bulan yang penuh berkah, tak terkecuali bagi para pebisnis musiman. Di Indonesia, Anda dapat menemukan banyak pedagang musiman yang menjajakan menu takjil hingga kue lebaran. Pedagang musiman ini bahkan sengaja meluangkan waktu untuk berbisnis selama satu bulan penuh. Tak tanggung-tanggung, mereka dapat meraup untung hingga puluhan juta selama bulan Ramadan.

Selain pedagang takjil dan kue lebaran, beberapa bisnis musiman lain juga ramai dibuka. Mulai dari jasa event organizer untuk acara buka bersama hingga pengiriman parsel lebaran. Keduanya laris manis diserbu masyarakat. Bisnis baru yang juga mulai dilirik ketika bulan Ramadan adalah jasa penitipan hewan peliharaan. Penitipan hewan tersebut jadi solusi terbaik bagi mereka yang akan mudik ke kampung halaman.

Denda untuk pelanggaran selama bulan Ramadan

Di Indonesia Anda tidak menemukan aturan ini, tapi berbeda dengan masyarakat di Timur Tengah. Negara-negara berbasis Islam tersebut memberlakukan hukuman dan denda terhadap mereka yang tidak berpuasa. Di Aljazair terdapat hukuman penjara hingga empat tahun bagi warganya yang makan di muka umum. Sementara di Kuwait hukuman bagi yang gagal berpuasa adalah denda sebesar 100 Dinar Kuwait. Jumlah tersebut setara dengan Rp4,8 juta.

Hal yang sama juga berlaku di beberapa negara Uni Emirat Arab lainnya. Makan atau minum di depan umum pada siang hari di bulan Ramadan dianggap pelanggaran. Pelakunya akan diberikan hukuman berupa 150 jam pengabdian masyarakat. Di Iran, seseorang yang tertangkap sedang membakar sebatang rokok juga akan diberi hukuman cambuk. Namun, meski berbasis Islam, Malaysia dan Brunei Darussalam tidak memberlakukan hukuman semacam itu.

Mudik saat berpuasa Ramadan

Beberapa orang memilih mudik saat masih berpuasa untuk menghindari kemacetan. Baik dengan mobil pribadi atau kendaraan umum, mudik saat puasa Ramadan tentu tidak mudah. Kondisi perut kosong selama di perjalanan bahkan memicu rasa pusing dan mual. Jika Anda berniat untuk tetap menjalankan ibadah puasa selama mudik, sebaiknya buatlah persiapan matang. Pasalnya, puasa Ramadan sambil menempuh perjalanan jauh cukup menguras energi.

Sebelum memulai perjalanan mudik, pastikan Anda sudah memahami rute yang harus ditempuh. Dengan begitu, Anda dapat meminimalisir terjadinya risiko tersesat di tengah jalan. Saat sahur dan berbuka, konsumsilah makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C. Makanan tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga Anda tidak mudah lelah dan jatuh sakit. Jangan lupa tetap mencukupi kebutuhan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi.

Penetapan awal bulan Ramadan 2019 dan 2020 memang masih lama. Namun, tidak ada salahnya jika Anda mempersiapkan bulan Ramadan sejak jauh hari. Mengingat awal bulan Ramadan 2019 ada di kuartal awal, maka Anda dapat mempersiapkan dari sekarang. Hitung sisa cuti yang Anda miliki, lalu rencanakan libur lebaran dengan baik. Tentukan tujuan dan bujet yang dibutuhkan, lalu booking tiketnya sesegera mungkin.

Bersama Traveloka, Anda tak lagi harus mengantre tiket di bandara, stasiun, ataupun terminal. Cukup dengan satu aplikasi, semua kebutuhan liburan Anda dapat terpenuhi. Mau booking kamar hotel atau beli paket data selular? Anda juga bisa melakukannya lewat aplikasi mobile Traveloka. Kapan pun dan di mana pun, serahkan pada Traveloka.