Kereta Api Jakatingkir
KA Jaka Tingkir atau yang kerap disingkat Jakting, merupakan layanan kereta api kelas Ekonomi AC dari PT. KAI (Persero) untuk kawasan Pulau Jawa. Kereta ini secara khusus melayani relasi Stasiun Purwosari (Solo)-Stasiun Pasar Senen (Jakarta). Berada dalam pengelolaan Daerah Operasional 6 Yogyakarta, KA Jaka Tingkir merupakan kereta api ekspres reguler kelas Ekonomi AC non-PSO.
Kereta api yang diluncurkan pada 8 Desember 2013 ini mengantarkan penumpang dari Solo ke Jakarta, atau sebaliknya, dengan durasi rata-rata 9 jam. Kecepatan rata-rata kereta dalam sekali perjalanan adalah antara 60 sampai dengan 100 kilometer per jam. Dalam perjalanan relasi ini, KA Jaka Tingkir juga akan singgah pada beberapa stasiun di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan Jakarta. Adapun stasiun tersebut antara lain Stasiun Klaten, Stasiun Yogyakarta Lempuyangan, Stasiun Wates, Stasiun Jenar, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Gombong, Stasiun Purwokerto, Stasiun Cirebon Prujakan, dan Stasiun Jatinegara.
Setiap hari, KA Jaka Tingkir akan berangkat dari Stasiun Purwosari pukul 18.00 dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 03.30 (durasi perjalanan sekitar 9,5 jam). Sebaliknya, KA Jaka Tingkir dari Stasiun Pasar Senen akan berangkat pukul 12.00 dan tiba di Stasiun Purwosari pukul 21.45 (durasi perjalanan sekitar 9 jam 45 menit). Adapun tarif tiket kereta Ekonomi AC ini tersedia bervariasi sesuai subkelas kereta, waktu pemesanan tiket, dan waktu perjalanan kereta yang dipilih penumpang. Kisaran tiket tersebut mulai dari Rp170.000 sampai dengan Rp230.000 per penumpang.
Sebagai kereta api kelas Ekonomi AC, KA Jaka Tingkir menawarkan fasilitas yang cukup nyaman. Kereta ini membawa penumpang dengan menggunakan rangkaian terbaru yang terdiri dari delapan kereta Ekonomi, satu kereta makan pembangkit, dan satu kereta barang. Satu kereta Ekonomi menyediakan fasilitas utama berupa AC, toilet ramah lingkungan, bagasi, 104 tempat duduk disusun 2-2, colokan listrik, dan meja kecil di sisi jendela. Tempat duduknya disusun berhadapan dan paten (tidak dapat diputar atau diatur posisi sandaran punggungnya). Selimut dan bantal dapat penumpang gunakan dengan biaya sewa yang berlaku. Adapun layanan makan berbayar bisa penumpang nikmati pada kereta restorasi (kereta makan) maupun langsung di gerbong penumpang, dengan bantuan pramugari/pramugara kereta.
Info Menarik tentang Kereta Api Jakatingkir
Asal nama
Jaka Tingkir adalah seorang Raja Panjang yang dikenal memiliki sifat gagah dan berani. Sifat berani seorang Jaka Tingkir kemudian menginspirasi nama kereta api ini dengan maksud menumbuhkan kebanggaan di kalangan penumpangnya.
Sejarah kereta
KA Jaka Tingkir pertama kali beroperasi pada 8 Desember 2013 dengan titik keberangkatan dari Stasiun Solo Jebres. Setelah stasiun tersebut menjadi pemberhentian KA Ekonomi jalur utara dan direncanakan menjadi sebuah museum, maka selanjutnya KA Jaka Tingkir berangkat dari Stasiun Purwosari. Peluncuran kereta ini bertujuan menjadi alternatif angkutan bagi penumpang yang tidak kebagian tiket KA Begawan. Dulunya, KA Jaka Tingkir melayani rute tertentu (misalnya Senin rute Purwosari-Pasar Senen dan Selasa rute Pasar Senen-Purwosari). Namun, dengan hadirnya rangkaian baru PT. INKA, KA Jaka Tingkir akhirnya bisa beroperasi setiap hari dengan jadwal yang tetap dan jelas.
Dipesan sendiri oleh PT KAI
Sebagaimana KA Jayabaya, KA Jaka Tingkir tercatat sebagai kereta api yang dipesan sendiri oleh KAI (Persero) tanpa didanai oleh Kementerian Perhubungan Indonesia. Secara spesifik, kereta ini termasuk kereta api ke sembilan dari Livery “Kesepakatan” dan kereta api ke tujuh dari Gelombang Livery yang memiliki gerbong pesanan tersendiri dari PT KAI (Persero).