Kereta Api Rapih Dhoho
Kereta api Rapih Dhoho merupakan kereta api ekonomi lokal Daerah Operasi VIII Surabaya yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan rute Blitar-Surabaya Kota lewat Kertosono dan sebaliknya. Di Stasiun Kertosono, rangkaian kereta api ini harus berbalik arah, menuju ke selatan (Blitar) atau timur (Surabaya).
Dalam perjalanannya, kereta api ini berhenti di Stasiun Surabaya Kota, Surabaya Gubeng, Wonokromo, Sepanjang, Krian, Tarik, Mojokerto, Curahmalang, Sumobito, Peterongan, Jombang, Sembung, Kertosono, Papar, Minggiran, Susuhan, Kediri, Ngadiluwih, Kras, Tulungagung, Sumbergempol, Ngunut, Rejotangan, dan Blitar, dengan jarak tempuh total sekitar 180 kilometer yang ditempuh sekitar 5-6 jam.
Mulai 1 April 2015, tarif kereta api Rapih Dhoho ekonomi AC ditetapkan menjadi mulai dari Rp 10.000 bergantung pada jarak yang ditempuh oleh calon penumpang. Misalnya, untuk tiket kereta api Dhoho Surabaya-Mojokerto Rp 10.000 dan Surabaya-Kertosono dikenakan Rp 12.000. Sementara itu, untuk penumpang yang ingin naik Dhoho Penataran dari Kediri ke Malang dikenakan biaya sebesar Rp 15.000.
Harga tiket KA Dhoho Penataran/ Rapih Dhoho berdasarkan jarak yang ditempuh:
Jarak 0-47 km = 10.000 (sepuluh ribu rupiah)
Jarak 48-95 km = 12.000 (dua belas ribu rupiah)
Jarak 96-170 km = 15.000 (lima belas ribu rupiah)
Jarak 171-235 km = 18.000 (delapan belas ribu rupiah)
Jarak 236-280 km = 24.000 (dua puluh empat ribu rupiah)
Jarak >280 km = 30.000 (tiga puluh ribu rupiah)
Info Menarik tentang Kereta Api Rapid Dhoho
Asal Nama
Nama Dhoho diambil dari sebuah nama kerajaan di Kediri, yaitu Dhaha atau Daha. Kota Daha sudah berdiri sebelum Kerajaan Kediri didirikan, yang kemudian menjadi ibu kota di zaman Kerajaan Kediri. Lokasi Kerajaan Kediri yaitu di tepi Sungai Brantas, daerah antara Kediri hingga Blitar.Â
Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga pada tahun 1042. Mengulik sejarahnya, pada tahun 1513, Daha menjadi ibu kota Majapahit yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya.
Berganti nama untuk rute sebaliknya
Hal unik tentang kereta api ini, yaitu sesampainya di Stasiun Blitar, kereta api Rapih Dhoho berganti nama menjadi Penataran dengan rute Blitar-Surabaya Kota via Malang. Nama "Penataran"diambil dari nama candi peninggalan Raja Kertajaya (Srengga) dari Kerajaan Kediri yang terletak di Kabupaten Blitar.
Rangkaian Kereta
Gerbong KA Rapih Dhoho berjumlah 6 gerbong dengan susunan di belakang lokomotif untuk kereta makan dan pembangkit atau KMP atau MP. Di belakangnya KMP adalah kereta satu sampai dengan kereta lima. Susunan kereta api Rapih Dhoho ini akan terbalik saat ganti "kepala" di stasiun Kertosono.