Kereta Api Argo Jati
Argo Jati atau kini bernama Argo Cheribon adalah kereta api kelas eksekutif tertinggi dalam Daerah Operasional 3 Cirebon. Kereta api yang mulai beroperasi sejak tahun 2005 ini melayani penumpang dari Jakarta (melalui Stasiun Gambir) ke Cirebon (melalui Stasiun Kejaksan Cirebon) dalam dua kali perjalanan, pergi pulang, setiap hari. Khusus akhir pekan, KA Argo Jati hanya melayani perjalanan sebanyak satu kali per hari, dengan menggunakan kereta fakultatif. Adapun KA Argo Jati Fakultatif ini termasuk dalam Daerah Operasi 1 Jakarta. Dengan kapasitas 50 penumpang per gerbong, KA Argo Jati mampu membawa hingga 350-450 penumpang setiap hari.
Perjalanan KA Argo Jati dari Jakarta ke Cirebon (atau sebaliknya) akan menempuh jarak 214 km dengan waktu kurang lebih 3 jam. Sepanjang perjalanan ini, KA Argo Jati hanya akan berhenti di tiga stasiun, yakni Stasiun Jatibarang, Stasiun Bekasi, dan Stasiun Jatinegara. KA Argo Jati Reguler dari Cirebon biasanya berangkat pagi pukul 05.25 dan siang pukul 13.50. Sementara itu, KA Argo Jati Reguler dari Jakarta biasanya berangkat pagi pukul 09.00 dan sore pukul 17.20. Untuk perjalanan di akhir pekan, KA Argo Jati Fakultatif berangkat dari Cirebon pukul 11.00 siang dan dari Jakarta pukul 07.15 pagi. Tiket kereta untuk rute ini ditawarkan dengan harga kisaran Rp125.000, Rp140.000, Rp160.000, dan Rp185.000 per orang, tergantung dengan tempat duduk, subkelas kereta yang Anda pilih, serta waktu pemesanan tiket dan hari keberangkatan kereta.
Sebagai kereta kelas eksekutif, KA Argo Jati menawarkan fasilitas khas kereta Argo. Kereta ini memiliki gerbong penumpang yang lengkap dengan AC, toilet, dan hiburan audio-video melalui TV LCD. Tempat duduk penumpang terbuat dari kulit dan dapat diatur posisi sandarannya. Setiap tempat duduk turut didukung oleh pijakan kaki, bantal, selimut, meja lipat, lampu baca, colokan listrik, dan bagasi ala pesawat. Area bagasi yang lebih luas tersedia di bagian ujung kereta. KA Argo Jati juga menyediakan koneksi Wi-Fi di kereta makan serta ruang merokok khusus. Kereta yang sudah berusia satu dekade lebih ini juga menyediakan fasilitas ramah difabel.
Info Menarik tentang Kereta Api Argo Jati
Asal Nama
KA Argo Jati mengambil nama dari tokoh Walisongo, Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati adalah salah satu tokoh penting dalam penyebaran dan pengembangan Agama Islam di Pulau Jawa. Penggunaan nama ini bertujuan untuk menaikkan kebanggaan dan prestise penumpang KA Argo Jati.
Sejarah kereta
KA Argo Jati pertama kali beroperasi tanggal 13 Mei 2005. Kala itu namanya masih KA Cirebon Express Utama. Pamor kereta kelas eksekutif tersebut menurun hingga akhirnya PT. KAI memutuskan untuk menaikkan kelasnya menjadi Argo demi menjawab keinginan penumpang. Kereta ini pun akhirnya menyandang status kereta eksekutif Argo sejak 12 April 2007 dan beroperasi menggunakan bekas KA Argo Gede produksi tahun 1995. Memasuk 03 November 2010, PT. KAI melakukan peluncuran ulang kereta dengan menggunakan Lokomotif CC206 dan diberi nama KA New Argo Jati.
Perbedaan rangkaian KA Argo Jati Reguler dan Fakultatif.
KA Argo Jati Reguler menggunakan Lokomotif CC206 yang menggunakan diesel elektrik terbaru dan memiliki kecepatan 70-100 km/jam. Rangkaian kereta ini terdiri dari satu kereta pembangkit, enam kereta eksekutif, satu kereta makan, dan satu kereta bagasi. Sementara itu, KA Argo Jati Fakultatif menggunakan rangkaian kereta yang terdiri dari satu kereta pembangkit, delapan kereta eksekutif, dan satu kereta makan. Kecepatan KA Argo Jati Fakultatif terbilang lebih tinggi, yaitu 80-120 km/jam, karena menggunakan Lokomotif CC201 yang terkenal sebagai salah satu lokomotif produksi General Electric Transportation USA yang paling sukses di Indonesia.
Kereta ramah lingkungan
Tahun 2010, KA Argo Jati meluncurkan livery ramah lingkungan. KA Argo Jati Go Green ini memiliki sistem pengolahan limbah sanitasi toilet yang canggih untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Tampilan gerbongnya serupa dengan pesawat terbang sehingga penumpangnya diibaratkan naik pesawat di darat. Kereta ini merupakan salah satu kereta api ramah lingkungan jarak dekat pertama di Indonesia dengan okupansi yang tinggi.