Total Akomodasi | 43 Properties |
Area Populer | Gubeng, Kenjeran |
Hotel Populer | ibis budget Surabaya Airport, OYO 223 Penginapan Nabila Syariah |
Objek Wisata Populer | Tunjungan Plaza, Bandar Udara Internasional Juanda (SUB) |
Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya ibis budget Surabaya Airport, OYO 223 Penginapan Nabila Syariah, OYO 2092 Menara Sakti Sejahtera Syariah Hotel, Hotel Walan Syariah, OYO 91583 D’cost Green Syariah, New Cahaya Hotel Syariah, Hotel Sinar 2 Juanda, OYO 90088 Hotel Mandiri Juanda, Hotel Mandiri 2, Hotel Mandiri 3
Saat ini, ada sekitar 43 hotel yang dapat kamu pesan di Bandar Udara Internasional Juanda (SUB)
Bandara Internasional Juanda adalah bandar udara yang terletak di Kecamatan Sedati, kabupaten Sidoarjo. Lebih tepatnya berada 20 km di sebelah selatan kota Surabaya. Bandara ini dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Hal ini dilatarbelakangi oleh saran dari Perdana Menteri Indonesia waktu itu, yaitu Ir. Djuanda Kartawijaja yang memiliki gagasan untuk mendirikan sebuah Bandara Internasional di daerah tersebut. Oleh karena itu, bandara ini dinamakan Bandara Internasional Juanda.
Bandara Internasional Juanda berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda dan melayani rute penerbangan dari dan tujuan Surabaya. Bandara ini merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta. Hal ini didasarkan pada banyaknya pergerakan pesawat dan jumlah para penumpang yang datang tiap harinya. Tingginya aktivitas di bandara Juanda diikuti dengan aktifnya pemerintah daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarana bandara itu sendiri dan juga di sekitarnya. Tidak heran, jika saat ini Anda dapat dengan mudah menemukan hotel-hotel di dekat bandara Juanda, karena tempat ini memang jalur yang sangat ramai, baik untuk yang ingin berlibur atau pun dalam rangka kunjungan bisnisnya
Tempat ini memiliki panjang landasan kurang lebih 3000 meter dengan luas terminal sekitar 51.500 m². Luas bandara ini sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir yang memiliki luas 28.900 m². Dengan lahan parkir yang sangat luas, maka tempat ini dikatakan mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan dan diperkirakan dapat menampung 13 juta hingga 16 juta penumpang per tahun serta 120.000 ton kargo per tahunnya.
Bandara ini berdiri sejak tahun 1959 dan diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1964 oleh Presiden Soekarno. Awalnya bandara ini adalah sebuah pangkalan udara TNI-AL, Lanudal Juanda yang digunakan untuk keperluan militer akan tetapi seiring perkembangan zaman dan karena meningkatnya kebutuhan, maka bandara ini difungsikan sebagai tempat penerbangan sipil.
Perkembangan penerbangan sipil pun semakin meningkat, hal ini mengakibatkan bertambah pula kesibukan TNI-AL. Di tahun 1981 penerbangan sipil di lanudal Juanda yang awalnya dikelola oleh Dephamkam, kemudian dialihkan kepada Dephub. Yang kemudian tempat ini dikelola oleh Direktorat Perhubungan Udara hingga tahun 1984.
Pada tanggal 1 Januari 1985, pengelolaan bandara tersebut diserahkan kepada Perumahan Angkasa udara di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura I. Hal tersebut membuat bandara Juanda mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemudian pada tanggal 26 juli 1985, bandara ini ditetapkan sebagai bandara Ekspor/Impor pada tanggal 12 Desember 1987 yang juga melayani penerbangan internasional seperti, Singapura, Hongkong, Taipe dan Manila dengan transit di bandara Soekarno-Hatta.
Proyek pembangunan yang berikutnya disebut sebagai Proyek Waru. Proyek tersebut merupakan proyek pembangunan lapangan terbang pertama sejak Indonesia merdeka. Karena ketika itu pangkalan udara yang lainnya merupakan peninggalan Belanda yang kemudian diperbaiki dan disempurnakan. Pelaksanaan Proyek Waru melibatkan tiga pihak utama, yaitu Tim Pengawas Proyek Waru (TPPW) sebagai wakil pemerintah Indonesia, Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens (CITE) sebagai konsultan dan Societe de Construction des Batinolles (Batignolles) sebagai kontraktor. Kedua perusahaan asing terakhir merupakan perusahaan asal Perancis yang di dalam kontrak melibatkan tiga pihak dan sekaligus penentu proyek yang harus diselesaikan dalam waktu empat tahun (1960-1964).
Di tengah proses pembangunan Proyek Waru ini, sempat terjadi krisis masalah keuangan. Ketika itu pihak Batignolles sempat mengancam untuk hengkang. Penanganan masalah ini pun sampai ke Presiden Sukarno dan kemudian ia memberikan wewenang kepada Ir. Djuanda untuk mengatasi masalah ini hingga proyek tersebut selesai.
Ir. Djuanda mendarat di Pangkalan udara Waru dengan menumpangi Convair 990 untuk melakukan koordinasi pelaksanaan proyek pembangunan pada tanggal 15 Oktober 1963. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 7 Nopember 1963 Ir. Djuanda meninggal dunia. Karena dianggap sangat berjasa atas selesainya proyek tersebut, dan untuk mengenang jasa-jasa beliau, maka Pangkalan udara baru tersebut diberi nama “Djuanda“ yang berasal dari nama beliau. Pangkalan Udara Djuanda secara resmi dibuka oleh Presiden Sukarno pada tanggal 12 Agustus 1964.
Untuk menuju Bandara Internasional Juanda dapat menggunakan kendaraan pribadi. Bandara Juanda sendiri terhubung dengan jalan Tol Waru – Juanda menuju Surabaya. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan bus DAMRI menuju arah terminal Surabaya atau dengan menggunakan jasa taksi yang siap mengantar Anda ke mana pun.
Menu yang paling khas di sini adalah soto daging Madura. Harga per porsinya sekitar Rp35.000,00 saja. Makanan ini bahkan disukai oleh penduduk lokal dan juga turis-turis dari mancanegara.
Rumah makan ini adalah salah satu tempat terfavorit bagi penduduk yang berada di daerah sana. Saat ini Rumah Makan Tempoe Doeloe lebih dikenal dengan nama restoran Ikan Bakar Cianjur. Menu yang disediakan di tempat ini adalah berbagai jenis ikan dan makanan laut lainnya.
Ada banyak tempat wisata di Surabaya, mulai dari yang bernuansa alam, sejarah, hiburan sampai ke kuliner. Untuk itu, ada baiknya Anda melakukan pencarian mengenai informasi tempat atau objek wisata di Surabaya terlebih dahulu, kemudian carilah penginapan atau hotel yang dekat dengan tempat wisata yang Anda tuju. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Anda dalam berkunjung ke tiap tempat dan tidak melewatkan tempat-tempat wisata yang menarik. Beberapa tempat wisata terkenal di Surabaya adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan namanya, Jembatan Suramadu menghubungkan Surabaya dan Madura. Jembatan Suramadu adalah jembatan di atas perairan selat Madura. Jembatan ini memiliki panjang hampir mencapai 5,500 meter. Jembatan ini merupakan jembatan yang terpanjang di Indonesia yang diibangun dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan Madura. Saat ini Jembatan Suramadu telah menjadi ikon sekaligus tempat wisata yang sangat terkenal di Surabaya.
Tempat ini merupakan sebuah wahana wisata air yang terbesar di Surabaya dengan luas sekitar 5 hektar yang letaknya di bagian Barat Surabaya. Ciputra Waterpark merupakan wisata yang memiliki konsep menyerupai Petualangan Sinbad. Hal ini membuat anak-anak sangat menyukainya. Ciputra Waterpark dibuat hanya untuk bermain air, bukan untuk berenang. Oleh karena itu kedalaman air di sana tidaklah dalam. Ukuran kedalaman kolam yang paling dalam hanya sekitar 1 meter, sehingga anda tidak perlu khawatir jika tidak bisa berenang. Harga tiket masuk Ciputra Waterpark kurang lebih Rp70.000,00 untuk hari biasa, sedangkan untuk akhir pekan sekitar Rp90.000,00. Namun, pihak pengelola membuat pengecualian untuk orang lansia yang berumur di atas 60 tahun, yaitu dengan diberikannya tiket masuk gratis. Syaratnya Anda harus menunjukkan KTP saja.
Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu tempat wisata terpopuler yang berlokasi di Jalan Setail. Mulanya Kebun Binatang Surabaya merupakan kebun binatang terlengkap di Asia Tenggara dengan keluasan lahan sekitar 37 hektar. Untuk Harga tiket masuk Kebun Binatang adalah Rp15.000,00.
Wisata Hutan Mangrove Wonorejo merupakan salah satu tempat wisata di Surabaya yang paling favorit untuk kategori wisata alam. Tempanya jauh dari keramaian kota, dan tempat ini merupakan tempat yang sangat cocok untuk menikmati ketenangan alam walau pun lokasinya dekat dengan Bandara Juanda Surabaya.
Hutan Mangrove Wonorejo menawarkan keindahan alam yang alami. Di sini Anda dapat berjalan menyusuri jembatan bambu di atas air dan menembus hijaunya Hutan Mangrove Wonorejo. Untuk alternatif lainnya adalah menikmati Wisata Hutan Mangrove Wonorejo menggunakan perahu.
Monumen Kapal Selam ini adalah sebuah museum yang berlokasi di pusat kota Surabaya. Museum Monumen Kapal Selam menampilkan kapal selam yang sebenarnya. Dahulu kapal selam yang berada di sini pernah ikut serta dalam pertempuran pembebasan Irian Barat dari Belanda. Monumen yang berlokasi di Jalan Pemuda ini sangat menarik untuk dilihat, karena jarang sekali kita dapat melihat dan masuk ke dalam kapal selam yang sebenarnya.