Jika Anda ingin mencari tiket pesawat dari Tangerang (PCB) ke Gorontalo (GTO), akan sulit menemukannya secara langsung. Meskipun di Tangerang ada Bandar Udara Pondok Cabe, namun bandara milik Pelita Air Service ini belum menyediakan penerbangan komersial. Sampai saat ini Bandar Udara Pondok Cabe masih difungsikan sebagai pangkalan udara militer.
Sehingga Anda perlu ke bandara terdekat untuk melakukan perjalanan udara menuju Gorontalo. Bandara terdekat dari Pondok Cabe, Tangerang yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di Cengkareng Jakarta atau Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) Jakarta tersedia flight langsung menuju ke Bandara Djalaluddin (GTO) Gorontalo. Maskapai yang menyediakan penerbangan langsung dari Jakarta ke Gorontalo yaitu Batik Air ID-6242. Durasi penerbangannya sekitar 3 jam. Alternatif lainnya Anda dapat melakukan penerbangan transit di Makassar dengan menggunakan maskapai Batik Air, Lion Air, Garuda Indonesia atau Citilink sebelum melanjutkan perjalanan ke Gorontalo.
Durasi perjalanan dan transit bisa berbeda-beda. Anda dapat memeriksanya di aplikasi pemesanan tiket pesawat Traveloka. Harga tiket pesawat dari Jakarta ke Gorontalo kisaran 2 juta-6 juta. Untuk mendapatkan harga terbaik dan jadwal penerbangan ternyaman sebaiknya Anda melakukan pemesanan tiket jauh-jauh hari. Jangan lupa manfaatkan kode promo dari Traveloka yang banyak keuntungannya.
Bandara Djalaluddin (GTO) merupakan bandar udara utama di Provinsi Gorontalo yang melayani penerbangan di Kawasan Timur dan kota-kota besar di Indonesia. Namanya terinspirasi dari nama seorang mayor penerbang asal Gorontalo, Djalaluddin Tantu yang gugur dalam "Operasi Dwikora" pada tahun 1964 di Malaysia.
Semula bandara ini bernama Bandar Udara Tolotoi sesuai dengan lokasinya yang berada di Desa Tolotio, Gorontalo. Pemerintah mengubah namanya menjadi Pelabuhan Udara Djalaluddin pada tahun 1974 atas usulan fraksi ABRI.
Pada 1 Mei 2016 terminal baru Bandara Djalaluddin diresmikan. Terminal baru yang hanya berjarak 30 km dari pusat kota Gorontalo ini memiliki dua lantai seluas 11.865 meter persegi dengan kapasitas 2.500 orang per hari. Lantai dasar merupakan tempat untuk check in, drop off barang dan klaim bagasi. Sementara lantai dua berfungsi sebagai ruang tunggu atau boarding penumpang.
Terminal baru ini juga memiliki dua buah garbarata untuk memudahkan akses penumpang ketika menaiki pesawat. Area parkir bandara diperluas menjadi 46.411 M2 dari yang semula hanya seluas 3.902 M2. Dengan luas yang sekarang, area parkir muat hingga 1.820 mobil.
Gorontalo adalah ibukota dari provinsi yang terletak di semenanjung Minahasa atau di bagian utara Pulau Sulawesi. Kota ini juga menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian dan perdagangan di kawasan Teluk Tomini. Pada masa awal kemerdekaan RI, Gorontalo termasuk dalam wilayah provinsi Sulawesi Utara. Lalu tahun 2000 pemerintah melakukan pemekaran dan menetapkan wilayah Gorontalo menjadi provinsi sendiri. Tanggal 5 Desember 2000 kemudian ditetapkan menjadi hari lahir kota Gorontalo.
Nama Gorontalo berasal dari kata "Hulontalangi" atau "Hulontalo" yang artinya"Lembah Mulia". Sebutan ini merujuk pada nama sebuah lembah di sebelah selatan Gunung Tilongkabila yang merupakan cikal bakal kota Gorontalo.
Jika Aceh dikenal sebagai Kota Serambi Mekkah, maka Gorontalo dijuluki sebagai “Kota Serambi Madinah” karena masjid-masjidnya yang unik. Daya tarik lainnya, Gorontalo memiliki objek wisata yang komplit, dari mulai wisata alam, budaya hingga sejarah.
Salah satu wisata alam yang populer di Gorontalo ialah Danau Limboto yang terletak di sebelah selatan kota Gorontalo. Danau seluas 3.000 hektare ini menawarkan panorama yang indah. Pengunjung dapat menjelajahinya dengan menggunakan perahu atau menikmati senja sembari menyantap ikan bakar yang dijual di sekitar danau.
Selain itu terdapat Taman Laut Olele yang pantang dilewatkan oleh pecinta wisata bahari . Taman konservasi ini merupakan ikon wisata Gorontalo yang menawarkan pesona bawah laut yang menawan dengan terumbu karang berwarna-warni. Lokasinya berada di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Gorontalo. Pengunjung bisa snorkeling dan diving sepuasnya, menikmati keindahan aneka biota laut yang mengagumkan. Beberapa spot favorit para fotografer yang menyelam di sini yaitu Goa Jin, beehive, coral pole, dan traffic jam.
Di samping alamnya yang indah, provinsi Gorontalo juga kaya akan warisan sejarah. Bangunan-bangunan bernilai sejarah banyak Anda temui di sini. Diantaranya, Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno, Benteng Otanaha dan Istana Otanaha.
Jika ingin mengulik kehidupan suku asli Gorontalo, datanglah ke Perkampungan Bajo Torosiaje yang berada di pesisir Teluk Tomini. Kampung terapung ini dihuni oleh Suku Bajo yang memiliki keunikan budaya dan tradisi. Perkampungan Bajo Torosiaje juga menawarkan pesona laut yang berpadu dengan mentari terbit dan terbenam. Di kampung berbentuk U ini menyediakan hasil laut yang berlimpah. Pengunjung bisa memancing di sini. Salah satu ikan yang banyak ditemukan ini adalah Ikan Baronang.
Jika Anda ingin mencari tiket pesawat dari Tangerang (PCB) ke Gorontalo (GTO), akan sulit menemukannya secara langsung. Meskipun di Tangerang ada Bandar Udara Pondok Cabe, namun bandara milik Pelita Air Service ini belum menyediakan penerbangan komersial. Sampai saat ini Bandar Udara Pondok Cabe masih difungsikan sebagai pangkalan udara militer.
Sehingga Anda perlu ke bandara terdekat untuk melakukan perjalanan udara menuju Gorontalo. Bandara terdekat dari Pondok Cabe, Tangerang yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di Cengkareng Jakarta atau Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) Jakarta tersedia flight langsung menuju ke Bandara Djalaluddin (GTO) Gorontalo. Maskapai yang menyediakan penerbangan langsung dari Jakarta ke Gorontalo yaitu Batik Air ID-6242. Durasi penerbangannya sekitar 3 jam. Alternatif lainnya Anda dapat melakukan penerbangan transit di Makassar dengan menggunakan maskapai Batik Air, Lion Air, Garuda Indonesia atau Citilink sebelum melanjutkan perjalanan ke Gorontalo.
Durasi perjalanan dan transit bisa berbeda-beda. Anda dapat memeriksanya di aplikasi pemesanan tiket pesawat Traveloka. Harga tiket pesawat dari Jakarta ke Gorontalo kisaran 2 juta-6 juta. Untuk mendapatkan harga terbaik dan jadwal penerbangan ternyaman sebaiknya Anda melakukan pemesanan tiket jauh-jauh hari. Jangan lupa manfaatkan kode promo dari Traveloka yang banyak keuntungannya.
Bandara Djalaluddin (GTO) merupakan bandar udara utama di Provinsi Gorontalo yang melayani penerbangan di Kawasan Timur dan kota-kota besar di Indonesia. Namanya terinspirasi dari nama seorang mayor penerbang asal Gorontalo, Djalaluddin Tantu yang gugur dalam "Operasi Dwikora" pada tahun 1964 di Malaysia.
Semula bandara ini bernama Bandar Udara Tolotoi sesuai dengan lokasinya yang berada di Desa Tolotio, Gorontalo. Pemerintah mengubah namanya menjadi Pelabuhan Udara Djalaluddin pada tahun 1974 atas usulan fraksi ABRI.
Pada 1 Mei 2016 terminal baru Bandara Djalaluddin diresmikan. Terminal baru yang hanya berjarak 30 km dari pusat kota Gorontalo ini memiliki dua lantai seluas 11.865 meter persegi dengan kapasitas 2.500 orang per hari. Lantai dasar merupakan tempat untuk check in, drop off barang dan klaim bagasi. Sementara lantai dua berfungsi sebagai ruang tunggu atau boarding penumpang.
Terminal baru ini juga memiliki dua buah garbarata untuk memudahkan akses penumpang ketika menaiki pesawat. Area parkir bandara diperluas menjadi 46.411 M2 dari yang semula hanya seluas 3.902 M2. Dengan luas yang sekarang, area parkir muat hingga 1.820 mobil.
Gorontalo adalah ibukota dari provinsi yang terletak di semenanjung Minahasa atau di bagian utara Pulau Sulawesi. Kota ini juga menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian dan perdagangan di kawasan Teluk Tomini. Pada masa awal kemerdekaan RI, Gorontalo termasuk dalam wilayah provinsi Sulawesi Utara. Lalu tahun 2000 pemerintah melakukan pemekaran dan menetapkan wilayah Gorontalo menjadi provinsi sendiri. Tanggal 5 Desember 2000 kemudian ditetapkan menjadi hari lahir kota Gorontalo.
Nama Gorontalo berasal dari kata "Hulontalangi" atau "Hulontalo" yang artinya"Lembah Mulia". Sebutan ini merujuk pada nama sebuah lembah di sebelah selatan Gunung Tilongkabila yang merupakan cikal bakal kota Gorontalo.
Jika Aceh dikenal sebagai Kota Serambi Mekkah, maka Gorontalo dijuluki sebagai “Kota Serambi Madinah” karena masjid-masjidnya yang unik. Daya tarik lainnya, Gorontalo memiliki objek wisata yang komplit, dari mulai wisata alam, budaya hingga sejarah.
Salah satu wisata alam yang populer di Gorontalo ialah Danau Limboto yang terletak di sebelah selatan kota Gorontalo. Danau seluas 3.000 hektare ini menawarkan panorama yang indah. Pengunjung dapat menjelajahinya dengan menggunakan perahu atau menikmati senja sembari menyantap ikan bakar yang dijual di sekitar danau.
Selain itu terdapat Taman Laut Olele yang pantang dilewatkan oleh pecinta wisata bahari . Taman konservasi ini merupakan ikon wisata Gorontalo yang menawarkan pesona bawah laut yang menawan dengan terumbu karang berwarna-warni. Lokasinya berada di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Gorontalo. Pengunjung bisa snorkeling dan diving sepuasnya, menikmati keindahan aneka biota laut yang mengagumkan. Beberapa spot favorit para fotografer yang menyelam di sini yaitu Goa Jin, beehive, coral pole, dan traffic jam.
Di samping alamnya yang indah, provinsi Gorontalo juga kaya akan warisan sejarah. Bangunan-bangunan bernilai sejarah banyak Anda temui di sini. Diantaranya, Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno, Benteng Otanaha dan Istana Otanaha.
Jika ingin mengulik kehidupan suku asli Gorontalo, datanglah ke Perkampungan Bajo Torosiaje yang berada di pesisir Teluk Tomini. Kampung terapung ini dihuni oleh Suku Bajo yang memiliki keunikan budaya dan tradisi. Perkampungan Bajo Torosiaje juga menawarkan pesona laut yang berpadu dengan mentari terbit dan terbenam. Di kampung berbentuk U ini menyediakan hasil laut yang berlimpah. Pengunjung bisa memancing di sini. Salah satu ikan yang banyak ditemukan ini adalah Ikan Baronang.